 |
| M. Syafi'ie Huddin didampingi Kasi Bimas Islam Kemenag Ketapang H. M. Zulkarnain, S.Ag. dan Agus Kurniawan, S.Sos.I., M.I.Kom. (narasumber) |
KUA Benua Kayong - Kepala Kantor Urusan Agama Benua
Kayong H. M. Syafi’ie Huddin, S.Ag. mengatakan, ketika mendengar kata “dakwah”,
banyak orang langsung membayangkan mimbar, sorban, dan suara lantang seorang
ustadz. padahal, dakwah menurutnya tidak selalu berbentuk ceramah atau khutbah.
Dakwah juga bisa hadir melalui tulisan-tulisan sederhana yang menyentuh
hati.
Hal itu disampaikan Syafi’ie saat menjadi narasumber dihadapan peserta pada kegiatan Pelatihan Pembuatan Konten Kreatif bagi Penyuluh Agama Islam Non PNS Kemenag Kabupaten Ketapang. Kegiatan yang diselenggarakan Seksi Bimas Islam Kemenag Ketapang ini bertempat di Aula PLHUT Kemenag Ketapang, Rabu (30/4/2025).
“Di era digital ini, blog menjadi salah satu media yang efektif untuk menyebarkan pesan-pesan Islam secara halus dan penuh hikmah,” ungkap Syafi’ie yang juga sebagai Ketua Pengurus Cabang Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) Kabupaten Ketapang.
 |
| Narasumber bersama peserta pelatihan |
Menurut Syafi’ie,
Penyuluh Agama Islam memiliki peran strategis dalam mengedukasi dan
menyampaikan pesan-pesan moral, khususnya yang relevan dengan tugas dan fungsi
Kementerian Agama, terutama di wilayah Kabupaten Ketapang.
Syafi’ie berharap, melalui pelatihan pembuatan konten kreatif, para penyuluh mampu menciptakan serta menyebarluaskan konten dakwah yang positif, menarik, dan moderat melalui media sosial dan blog.
“Dengan begitu, dakwah Islam akan menjadi semakin relevan, mampu menjangkau khalayak luas, serta dapat menangkal narasi negatif yang berkembang di dunia digital,” imbuhnya.
Sebelum berakhir materi Tatacara Penulisan di Blog: Serba Serbi Menulis di Blog, kepada seluruh peserta diadakan latihan penulisan artikel untuk dijadikan konten di blog maupun akun facbook pribadi peserta.
Narasumber pada kegiatan ini selain M. Syafi’ie juga dihadirkan narasumber lain, yakni Agus Kurniawan, S.Sos.I., M.I.Kom. Kepala KUA Sandai. (*)
