KUA Benua Kayong
KUA Benua Kayong

Khatib Idul Fitri, Syafi’ie: Jaga Persatuan, Jangan Terjebak Permusuhan dan Kebencian

Kepala KUA Kecamatan Benua Kayong H. M. Syafi'ie Huddin, S.Ag. bertindak sebagai khatib Idul Fitri 1444 H di Masjid Besar Darul Hikmah Benua Kayong 


KUA Benua Kayong - Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Benua Kayong H. M. Syafi’ie Huddin, S.Ag. mengajak agar menjadikan Idul Fithri sebagai momentum untuk membina dan memperkokoh ikatan kesatuan dan persatuan, mencintai tanah air, menyatupadukan hubungan kasih sayang antara sesama, sebangsa dan setanah air.

“Marilah dengan hati terbuka, dengan dada yang lapang, dan dengan muka yang jernih, serta dengan tangan terulurkan, kita saling memaafkan, sambil mengibarkan bendera kedamaian di tanah air tercinta, khususnya di Kabupaten Ketapang,” ajak Syafi’ie saat menjadi Khatib Idul Fitri 1444 H di Masjid Besar Darul Hikmah Kecamatan Benua Kayong, Sabtu (22/4/2023).

Dikatakan Syafi’ie, nilai yang telah disepakati oleh bangsa kita adalah nilai-nilai yang bersumber dari agama dan budaya bangsa yang tersimpul dalam Pancasila. Itulah pakaian kita sebagai bangsa. Itulah yang membedakan kita dari bangsa-bangsa lain.

“Betapa bersyukurnya kita hidup di negara yang bernama Indonesia ini. Banyak ulama menyebut Indonesia adalah serpihan Surga yang terjaga di dunia. Ulama kharismatik Yaman, Al-Habib Umar Bin Hafizh misalnya menyebut Indonesia adalah negeri paling dilembutkan Allah Ta'ala dan negeri ini bergelimang kebaikan” katanya.

Bahkan menurut Syafi’ie, pernah KH. Ahmad Musthofa Bisri (Gus Mus) pada kesempatan bercerita bahwa Grand Syaikh Mesir menyebut Indonesia sebagai serpihan Surga.

Mengutip ceramah ulama muda Dr. Buya Ar-Razy Hasyim dalam soal kebebasan berpendapat, beliau mengatakan, bahwa negeri Indonesia termasuk negeri yang paling bebas untuk berbicara, miskipun beberapa orang mempreming negeri ini sudah komunis.

Menjadi beda dengan negara timur tengah, seperti Arab Saudi dan Turki mengkritik pemimpinnya langsung diringkus. Saudi boro-boro orang bikin pengajian, selain ditempat yang resmi.

Pada sisi lain Syafi’ie juga mengutip paparan Mahfud MD saat berbicara dihadapan Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia, menurutnya di Indonesia apa yang kurang, mau beragama dilindungi, walau masih ada yang mengatakan di Indonesia Islam pobia. Padahal itu hanya dari rakyat ke rakyat, semenatara negara tidak ada.

“Bahkan menurut Menkopulhukam ini, kaum muslimin di dalam sebuah negara Pancasila naik mengalami mobilitas sosial yang begitu hebat. Bahwa ada yang ditangkap, artinya memang sudah begitu, dan yang ditangkap terbukti melakukan kriminil” katanya.

Dikatakannya, Jumlah penghuni penjara sampai dengan 31 Agustus 2022, adalah 263 ribu penghuni penjara, tidak ada ustadz dan ulamanya. Darimana dikatakan kriminalisasi ulama. Ratusan ribu ustadz dan ulama sekarang bebas berdakwah kemana-kemana.

Oleh karena itu menurut Syafi’ie, Alhamdulillah suasana bangsa kita yang dikatakan serpihan surga ini masih dan semoga tetap kondusif, aman, dan damai seperti sekarang. Beliau mengajak untuk menjaga persatuan dan kesatuan, seraya memastikan diri kita tidak terjebak dalam pusaran permusuhan dan kebencian.

“Sebab kita sama sekali tidak menginginkan Indonesia masuk ke dalam pusaran konflik atau perseteruan dengan sesama, baik sesama saudara seiman, sesama anak bangsa, maupun sesama umat manusia yang berbeda agama,” tandasnya (*)
Lebih baru Lebih lama